BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK
KARYA ILMIAH
Disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dan prasyarat mengikuti Ujian Nasional tahun 2017
Disusun oleh :
Nama : Elisabet Putri Yesica Sari
Absen : 12
Kelas : IX-I
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PATI
SMP NEGERI 1 PATI
2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah yang berjudul Budidaya Tanaman Hidroponik disusun oleh Elisabet Putri Yesica Sari kelas IX I SMP Negeri 1 Pati telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui, Pati, April 2017
Kepala SMP Negeri 1 Pati Pembimbing,
Drs. Tori Wibiyantoro, M.Pd. Dra. Lusi Hidayati, M.Si.
NIP. 196703251991031006 NIP. 196501101992032009
NIP. 196703251991031006 NIP. 196501101992032009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini dengan tepat yang berjudul tentang Budidaya Tanaman Hidroponik.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini dengan tepat yang berjudul tentang Budidaya Tanaman Hidroponik.
Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dan prasyarat mengikuti Ujian Nasional tahun 2017. Selain itu, karya ilmiah ini juga disusun untuk mengetahui budidaya tanaman dari hidroponik.
Penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Tori Wibiyantoro, M.Pd, selaku kepala SMP NEGERI 1 PATI
2. Dra. Lusi Hidayati, M.Si, selaku guru Bahasa Indonesia selaku guru pembimbing.
3. Orangtua dan teman-teman penulis yang membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan dan penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca dan menjadi pedoman pada masa yang akan datang.
Pati, April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Hidroponik......................................................................... 4
2.2 Alat yang dibutuhkan dalam Teknik Budidaya Hidroponit …….......6
2.3 Media yang digunakan dalam Menanam Tanaman Hidroponik………......6
2.4 Macam - Macam Hidroponik………….……....….......……………....6
2.5 Macam – Macam Pupuk untuk Menanam Tanaman Hidroponik
2.4 Jenis -Jenis Tanaman Hidroponik.......................................................7
2.5 Metode Penanaman Hidroponik………………………….……… 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian..................................................................................11
3.2 Jenis Penelitian.....................................................................................11
3.3 Populasi dan Sample Penelitian…………………………………....12
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data……………………………12.
3.4.1 Sumber Primer……………………………………………… 12
3.4.1.1 Wawancara…………………………………………12
3.4.2 Sumber Sekunder……………………………………………13
3.4.2.1 Studi Dokumentasi………………………………….13
3.4.2.1 Studi Pustaka……………………………………....13
3.5 Penelitian...............................................................................................14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian………………………………...……………………..17
4.2 Pembahasan..........................................................................................22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................25
5.2 Saran......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………26
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak permasalahan mengenai keterbatasan lahan daerah kota di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan sebagian masyarakat yang tinggal di perkotaan dalam memanfaatkan dan menata lahan secara efisien. Indonesia merupakan suatu negara yang sedang dalam negara berkembang dalam industri , sehingga akan banyak pembangunan gedung yang direncanakan. Tentu saja lahan hijau di Indonesia akan semakin berkurang. Hal ini akan berdampak bagi lingkungan apabila lahan hijau di Indonesia berkurang. Salah satu dampak tersebut adalah pemanasan globlal.
Sekarang ini, dampak dari pemanasan global semakin dapat kita rasakan. Namun, dampak dari pemanasan global tersebut dapat kita kurangi . Dengan penghijauan, kadar karbondioksida di udara akan dapat dikurangi, dan sebaliknya, kadar oksigen di udara akan dapat ditingkatkan.Itulah mengapa lahan hijau menjadi sangat penting untuk dipertahankan, dan bahkan diperluas. Untuk menyelesaikan masalah keterbatasan lahan hijau dan pemanasan global ini, kita dapat melakukan cara bioteknologi modern yang dapat semua orang lakukan yaitu menanam tumbuhan dengan sistem hidroponik.
Sistem hidroponik ini cocok di daerah tropis di Indonesia yang memiliki musim kemarau dan penghujan karena sistem hidroponik ini tidak mengenal musim dan juga tidak memerlukan lahan yang luas.Sistem hidroponik ini biasanya juga diterapkan di sekolah adiwiyata yang memiliki program penghijauan. Sistem hidroponik juga diterapkan di daerah adiwiyata seperti Kota Pati sebagai kota adiwiyata dengan menerapkan program tanam hidroponik rumahan menggunakan media gel. Sistem tanam hidroponik dengan media gel dapat menghindarkan adanya hewan tanah. Prinsip hidroponik ini, menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalambentuklarutan. Banyak sekolah-sekolah yang sudah menerapkan sistem hidroponik dalam menanam. Sistem hidroponik banyak digunakan untuk menanam holtikultura. Menanam kacang menggunakan kapas. Media yang digunakan hanyalah kapas dengan air juga merupakan cara hidroponik. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa banyak cara untuk menanam hidroponik tanpa menggunakan tanah. Hidroponik atau budidaya tanaman tanpa tanah adalah suatu alternatif penghijauan yang dapat diterapkan bahkan di area yang sempit. Hidroponik bahkan dapat dilakukan dengan pemanfaatan ruang yang ada. Selain itu metode budidaya tanaman secara hidroponik lebih hemat tenaga dan air Karena media yang digunakan adalah air bukan tanah yang harus disiram setiap hari.
Hidroponik dapat membantu memberi solusi atas masalah pangan yang sedang dihadapi, karena sistem hidroponik dapat diterapkan untuk membudidayakan sayur-sayuran. Hidroponik juga dapat kita tanam di lingkungan rumah untuk mengurangi pencemaran udara meskipun dengan lahan rumah yang sempit. Udara digunakan sebagai media untuk kehidupan manusia maka terdapatnya bahan-bahan pencemar udara yang melampaui baku mutu berarti terjadi pencemaran. Polutan udara yang tercemar di udara antara lain Sulfur dioksida (SO2), karbon dioksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), debu (partikulit), Timah Hitam (Pb). Pengaruh pencemaran pada manusia dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu polutan yang bersifat iritan, asfiksian, anaestetik, dan narkotik, serta golongan yang berpengaruh secara sistemik. Oleh karena itu kita harus ikut mengurangi pencemara udara di bumi.
Kita sebagai manusia yang menguasai bumi harus menjaga bumi dengan melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar kita. Demi menjaga kebersihan udara kita perlu melakukan penghijauan, salah satunya melakukan penghijauan kecil di rumah dengan menanam hidroponik.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan mengamati latar belakang yang telah dikemukakan penulis, maka dapat ditarik beberapa masalah yang akan dijadikan rumusan masalah yang akan dibahas didalam karya ilmiah ini. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Hama dan penyakit apa yang sering menyerang tanaman hidroponik?
2. Apa faktor-faktor penting dalam budidaya hidroponik?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari budidaya hidroponik?
1.3 Tujuan Penulisan.
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Agar pembaca mengetahui hama dan penyakit yang menyerang tanaman budidaya hidroponik.
2. Agar pembaca mengetahui faktor yang berpengaruh dalam budidaya hidroponik.
3. Agar pembaca mengetahui kelebihan dan kekurangan hidroponik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hidroponik
Hidroponik atau hydroponics berasal dari bahasa latin yaitu hydro yang berarti air dan kata phonos yang berarti kerja ,sehingga hidroponik dimaksud air yang bekerja. Hidroponik ditemukan oleh Dr. W.F. Geri dari Universitas California tahun 1936. Di Indonesia, cara ini sedang dikembangkan. Hidroponik adalah aktivitas menanam yang dijalankan menggunakan air sebagai media untuk menggantikan tanah. Hidroponik dapat sebagai suatu pengelolaan air sebagai media tumbuhtaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air. Zat hara diperoleh dari zat organik yang diberikan dengan cara disiram atau diteteskan melalui pipa-pipa air. Hidroponik adalah teknik penanaman dengan media tanam non tanah atau bahan-bahan yang bersifat porus misalnya kerikil, pasir kasar, arang sekam, batu apung, batu kali, dan sabut kelapa. Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman. Perbedaan bercocok tanam dengan tanah dan hidroponik yaitu, apabila dengan tanah, zat-zat makanan diperoleh tanaman dari dalam tanah.
Teknologi hidroponik merupakan bioteknologi pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun tanaman-tanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup semacam Greenpeace. Percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan virus penyakit yang lebih kebal. Di dalam bioteknologi pertanian kita dapat menggunakan teknik untuk membudidayakan tanaman hidroponik.
Adapun hidroponik NFT (nutrient film technique) adalah teknik penanaman dimana tanaman bisa ditanam dengan media tanam berupa air. Dalam hal ini, akar terendam air sepanjang hidupnya. Sistem hidroponik NFT jauh berbeda dengan sistem hidroponik substrat. Pada hidroponik substrat, tanaman ditumbuhkan dengan media nontanah, seperti arang sekam, zeolit, batu kerikil, perlit, pasir, rockwool, gambut, atau serbuk gergaji. Pada media itulah akar berkembang. Sementara pada hidroponik NFT, akar tanaman terendam dalam air yang mengandung pupuk. Air bersikulasi selama 24 jam terus-menerus. Sebagian akar terendam dan sebagian lagi bereda diatas permukaan air. Lapisan air sangat tipis, sekitar 3 mm, sehingga mirip film. Oleh karena itu, teknik ini disebut NFT. Hidroponik NFT pertama kali muncul di Inggris pada tahun 1970. Kini NFT berkembang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, penggunanya masih terbatas lantaran informasinya masih belum tersebar luas. Di dunia, NFT paling banyak diterapkan di Australia. Sementara di Indonesia, luas kebun sayur yang menggunakan teknik NFT tidak lebih dari 10 hektar. Penyebarannya sebagian besar di Pulau Jawa. Namun, kini di Batam pun mulai banyak pekebun yang menerapkan sistem ini. Hidroponik NFT dikategorikan sistem tertutup, sedangkan hidroponik substrat termasuk sistem terbuka. Pada sistem tertutup, air bersikulasi selama 24 jam terus-menerus atau bisa juga diatur pada waktu-waktu tertentu dengan pengatur waktu. Pada sistem terbuka, air yang telah bercampur pupuk tidak bersirkulasi, melainkan didistribusikan ke tanaman dengan jumlah yang sudah ditentukan. Hidroponik NFT memungkinkan tanaman berproduksi sepanjang tahun.
Banyak juga yang menggunakan media botol untuk menanam tanaman hidropomik di rumahan dan polybag diperkebunan. Polybag merupakan media yang umum digunakan dalam menanam hidroponik diperkebunan, sedangkan media hidroponik yang umum digunakan dalam sistem tanam hidroponik rumahan adalah botol plastic atau botol aqua. Alasan menanam hidroponik dirumahan menggunakan botol plastik sebab bahan dari plastik yang memang sulit diurai oleh tanah, maka manusia memanfaatkan ulang botol plastik tersebut menjadi barang yang berguna.
2.2 Alat yang dibutuhkan untuk menanam hidroponik
1. Talang
2. Tangki Penampung
3. Pompa
4. Botol aqua
2.3 Media Yang Digunakan Dalam Menanam Tanaman Hidroponik
1. Arang Sekam (sebagai media utama)
2. Spons (untuk pembibitan tanaman hidroponik)
3. Expanded Clay (tanah liat untuk proses penyemaian)
4. Rock Wool (sebagai media non-organik)
5. Coir (serabut kelapa untuk proses pembibitan)
2.4 Macam – Macam Hidroponik
1. Static Solution Culture
2. Continous – flow Solution Culture
3. Aeroponics (larutan nutrisi yang diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke akar)
4. Passive Sub – Irrigation
5. Ebb and flow (di sebuah wadah yang diisi oleh larutan nutrisi)
6. Run to waste
7. Deep water culture (tanaman ditempatkan di rakit dan mengapung di air nutrisi)
8. Bioponic
9. Drip (sistem tetes dengan timer untuk mengontrol pompa yang akan meneteskan nutrisi)
10. NFT (menempatkan tanaman dalam wadah dengan akar menggantung dalam larutan nutrisi)
11. Wick (teknik sederhana yang digunakan untuk pemula)
2.5 Macam – Macam Pupuk untuk Menanam Tanaman Hidroponik
1. Lewatit HD-5 (pupuk yang memiliki bentuk menyerupai gula pasir namun bewarna merah yang memiliki berbagai nutrisi yang baik untuk tumbuhan)
2. Margaflor (pupuk hidroponik berbentuk cair)
2.6 Jenis-Jenis Tanaman yang dapat ditanam secara Hidroponik
1. Tanaman holtikultur : sawi, kangkung, bayam.
2. Sayuran : sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang putih, bawang merah, bawang daun, selada, terong, selada
3. Buah : melon, timun, semangka, tomat.
4. Tanaman hias : anggrek, kaktus.
2.7 Metode Penanaman Tanaman Hidroponik
1. Metode Kultur Air
Yaitu metode yang menggunakan air sebagai media tanam. Air sebagai media tanam diisikan dalam wadah seperti stoples atau tabung kaca atau wadah lain.
2. Metode Kultur Pasir
Merupakan metode yang paling praktis dan lebih mudah diterapkan. Pasir yang digunakan sebagai media tanam bisa digunakan pasir kali. Sejak kurang lebih 30 tahun lalu, pasir merupakan pilihan medium yang banyak dipakai dalam tata cara hidroponik. Selain sifatnya steril (bukan steril seratus persen), juga dapat mempertahankan kelembaban lebih lama dibandingkan dengan medium lain dan dapat digunakan dengan hasil yang sama baiknya pada skala besar dan skala kecil. Tetapi tidak semua pasir memiliki sifat yang sama. Sementara itu, sejumlah ahli beranggapan bahwa medium pasir memiliki kecenderungan terlalu basah, sehingga agak memboroskan zat makanan.Anggapan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan.
3. Metode Kultur Bahan Porous
Seperti : kerikil, pecahan genteng, gabus putih, termasuk kerikil.
4. Hidroponik Substrat
Tidak menggunakan air sebagai media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air dan oksigen serta mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah.
5. Hidroponik NFT (Nutrien Film Technique)
Model budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal.Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman.Perakaran dapat berkembang di dalam larutan nutrisi, karena di sekeliling perakaran terdapat selapis larutan nutrisi.
6. Metode Kerikil
Penggunaan bahan-bahan ini umumnya memiliki kelemahan pada kemampuan untuk mempertahankan kelembaban sehingga kondisi medium lebih cepat kering.Akan tetapi penggunaan bahan-bahan ini banyak disukai oleh pengelola hidroponik perumahan karena selain mudah didapat dengan harga murah, juga dapat mempertahankan kebersihan dan tidak mudah terlalu basah.
7. Auto Pot
Pada dasarnya adalah sebuah pot yang memiliki sistem untuk mengairi tanaman, biasnya berbentuk pot biasa yang memiliki mekanisme untuk mengairi tanaman y ada di pot tersebut bisa juga dengan cara polybag yang diberi arang sekam, kemudian di airi dengan menggunakan drip irrigation (emmitter hose) yang kita bahas kemarin. Emmitter hose ini diairi nutrient yang sudah disiapkan dan diteteskan ke polybag.
8. Flood and Drain
Adalah teknik yang memompa air kedalam pot untuk apada waktu tertentu yang kemudian air tersebut akan kembali ke tangki untuk di pompakan lagi ( skema bisa dilihat di gambar)
9. Aeroponic,
Adalah teknik dimana akar tumbuhan tersebut di semprot nutrient dalam bentuk kabut
10. Teknik Larutan Statis
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupaember plastik, baskom, bak semen, atau tangki.Larutan biasanya dialirkansecara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, maka ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di ataslarutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapat lubang untuk setiap tanaman.Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhantanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertaspembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahayasehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk menghasilkangelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisadiganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutan bernurtrisi yang baru.
11. Teknik Larutan Alir
Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkan terus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknik ini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapatdiatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satuteknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal sebagai NFT, teknik ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sarirejo 01 Pati dan Perumahan Asri Raharjo, Kutoharjo,Pati, Jawa Tengah.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah penelitian kualitatif, yaitu pemusatan perhatian pada saat penelitian dilakukan dan berusaha membuat diskriptif fenomena yang diselidiki dengan cara menuliskan fakta tersebut. (Hayati , 2009)
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yakni pemusatan perhatian pada fenomena yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan, dan berusaha untuk membuat deskriptif fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan fakta tersebut secara cermat (Hayati:2009).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2015:347) pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme atau enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), di mana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan) , analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Menurut Creswell (2012), penelitian kualitatif berarti proses eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih sementara, mengumpulkan data pada seting partisipan, analisis data secara induktif, membangun data yang parsial ke dalam tema, dan selanjutnya memberikan intepretasi terhadapmaknasuatu data.
3.3 Populasi dan Sample Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:148) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Pati tahun pelajaran 2016/2017.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono 2015:149). Sedangkan Arikunto mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Mengingat tidak semua siswa memiliki kemungkinan dipilih sebagai responden, maka penulis menggunakan sampling purposive dengan mengambil siswa kelas X dan XI masing-masing sebanyak 65 siswa, sehingga totalnya 130. Sampling purposive berarti teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015: 156).
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode deskriptif dan elsplamatori. Metode deskriptif, yaitu metode penjelasan suatu masalah. sedangkan metode eksplanatori, yaitu metode yang menjelaskan apa, bagaimana, hasil dari penelitian itu sendiri. Teknik penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua, yakni sumber primer dan sumber sekunder.
3.4.1 Sumber primer
Sumber primer, yaitusumber data yang langsungmemberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015: 223). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber primernya adalah wawancara.
3.4.1.1 Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung antara peneliti dengan responden yang diarahkan pada masalah yang diteliti. Tujuannya adalah agar penelitiannya menjadi lengkap. Dalam wawancara ini peneliti memberikan pertanyaan pada beberapa responden dan narasumber .
3.4.2 Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2015: 223) Dalam hal ini, yang menjadi data sekundernya adalah studi dokumentasi dan studi pustaka (literatur).
3.4.2.1 Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan kajian dokumen untuk memperoleh data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dokumen-dokumen tersebut meliputi pengumpulan data mengenai budidaya tanaman hidroponik, serta program sekolah yang berkaitan dengan adiwiyata yang berbentuk foto-foto, grafik, dan tabel. Selain itu, dapat juga hasil-hasil tulisan di majalah, koran atau internet yang menunjang penelitian yang dilakukan.
3.4.2.2 Studi Pustaka (Literatur)
Studi literatur atau studi kepustakaan yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian yang diambil dari berbagai buku, majalah, naskah, catatan, sejarah, dokumen tentang hal-hal yang berhubungannya dengan kesadaran siswa dalam melestarikan dan merawat tanaman. Adapun tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendapatkan konsep atau teori-teori yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dapat dijadikan landasan pemikiran dalam tulisan ini, sehingga diperoleh relevansi antara teori dengan tujuan penelitian. Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumen resmi.





1. Di Perumahan Kutoharjo, tepatnya gang Bima, tanaman yang digunakan dalam tanam hidroponik bermacam-macam tumbuhan sirih yang menggunakan media air dan humus.
ü Media air

ü Media humus

Cara membuat tempat menanam hidroponik dengan botol bekas :
1. Beri lubang pada bagian atas botol dengan menggunakan paku yang sudah dipanaskan. Lubangi pula bagian tengah botol agar memudahkan memasukkan tanaman dalam botol
2. Setelah botol bagian tengah serta tutupnya sudah diberi lubang, yang harus dilakukan selanjutnya adalah memasukkan cairan nutrisi atau gel pada botol bagian bawah.
3. Masukkan tumbuhan yang akan ditanam melalui lubang bagian tengah tersebut dengan benar.
4. Letakkan botol tanaman di tempat yang mendapat sinar matahari cukup tetapi tidak terlalu panas.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Penyakit
Risiko serangan penyakit akibat bakteri dan cendawan rawan pada tanaman hidroponik. Berikut gejala serangan dan jenis-jenisnya dan cara menanggulangi serangan penyakit yang biasa ditemukan :
a) Bercak Bakteri
Penyebab : Xanthomonas Campestri Sp V.Vesicatoria.
Gejala : Timbul bintik-bintik di daun dan batang. Jika daun di balik, terlihatlah bercak melingkar bewarna hitam dengan bagian dalam putih. Warna ini biasa berubah secara akut. Lingkaran luar berbercak kuning dan didalam berwarna cokelat muda. Bentuk bercak tidak teratur. Daun bisa rontok.
Penanggulangan : Sebelum di semai benih di rendam dengan bakterisida Agrepit / Agrimycin 1,2 g/l selama 4-6 jam. Semprotkan fungisida berbahan aktif tembaga, seperti Kocide 60 WDG 1 g/l; Cupravit 2,5 g/l; Trimiltox 2,5 g/l.
b) Layu Bakteri
Penyebab : Psedomonas Solanacearum.
Gejala : Daun tua menguning sedangkan daun muda layu. Jika batang / cabang yang terserang di belah akan terlihat berkas pembuluh pengangkut berwarna cokelat tua dan membusuk. Jika potongan batang ini dicelupkan kedalam air, akan keluar eksudat putih.
Penanggulangan : Celupkan benih ke dalam larutan bakterisida. Bakterisida yang digunakan Agrept / Agrimycin dengan konsentrasi 1,2 g/l.
c) Bercak Daun / Bercak Kering / Mata Totol
Penyebab : Cercosporacapsici
Gejala : Ciri serangan sangat khas. Di daun ada bercak bercak kering bentuk bulat.Warna di bagian dalam lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran. Selain menyerang daun, penyakit ini juga sering ditemui di batang dan tangkai buah.
Penanggulangan : Score 250 EC 0,5 ml/l; Derosal 60 WP 1 g/l; Antracol 70 WP 2,5 g/l.
d) Busuk Daun
Penyebab : Phytophthoracapsici..
Gejala : Terdapat bercak basah tidak bertauran di batang dan daun. Jika dibiarkan, seluruh tanaman menjadi busuk.
Penanggulangan : Ridomil MZ 3 g/l digunakan bergantian dengan fungisida kontsk untuk cendawanini. Patahkan bagian tanaman yang terserang kemudian oleskan fungisida Trineb 15 g/l.
e) Layu Fusarium
Penyebab : Fusarium Oxysporiumf.sp.capsici
Gejala : Serangan ditandai oleh menguningnya tajuk tanaman. Daun – daun sebelah atas layu, tangkainya menunduk. Di pangkal batang dekat akar, jika ditoreh akan tampak cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh.
Penanggulangan : Tanaman yang terserang dicabut. Larutan nutrisi diberi desinfektan klorin.
f) Virus
Penyebab : Ditularkan oleh hama penular (vector) seperti thrips, tungau, dan aphids.
Gejala : Tanaman menjadi kerdil, bentuk daun keriting. Jika diterawangkan ke arah sinar, tampak bagian yang tembus cahaya (transparan) dan yang gelap.
Penanggulangan : Semprotkan insektisida dan akar isi daun untuk mengendalikan hama penular.
2. Hama yang menyerang tanaman hidroponik :
a) Kutu Putih
Penyebab : Bemisia sp,.
Gejala : Terdapat bercak-bercak klorosis kekuningan pada daun. Beberapa daun mongering dan mati. Layu dan gugur daun merupakan gejala umum, dibarengi munculnya jelaga hitam di daun dan batang.Untuk mengecek keberadaannya cukup mudah. Daun digoyangkan, jika ada kutu putih berterbangan maka tindakan penanggulangan perlu segera dilakukan.
Penanggulangan : Mitac 200 EC 1,5 ml/l
b) Ulat Titik Tumbuh / Ulat Perusak Daun
Penyebab : Crocidomoliabinotalis
Gejala : Daun bagaikan teranyam, tetapi terlihat jelas gigitan yang membuat daun berlubang. Kerusakan dimulai dari permukaan daun sebelah bawah. Pada serangan berat, yang tertinggal hanyalah tulang daun saja.
Penanggulangan : Buldok 25 EC 0,5-1 ml/l; Sherpa 50 EC 0,5-1 ml/l; Matador 25 EC 1-2 ml/l; Curacron 500 EC 1,5 ml/l; Decis 2,5 EC 0,1-1 ml/l; Tokuthion 500 EC 1 ml/l; Atabron 1-2 ml/l.
c) Kutu Daun / Aphid
Penyebab : Myzuspersicae
Gejala : Daun keriting, layu, dan kecil sekali ukurannya. Ini terjadi karena cairan daun di isap. Hama ini juga menjadi perantara penyebaran virus.
Penanggulangan : Curacron 500 EC 2 ml/l; Confidor 200 SL 0,25-0,2 ml/l; Tamaron 200 LC 1,5-3 ml/l; Buldok 25 EC 0,25-0,5 ml/l.
d) Tungau
Penyebab : Tetranychus sp.
Gejala : Kerusakan dimulai dari permukaan daun bagian bawah. Areal dekat tulang daun kecoklatan dan kritis. Daun muda keriting dan lebih kecil daripada normal. Amati bagian bawah dekat tulang daun. Disitulah tungau bergerombol.
Penanggulangan : Pegasus 500 EC 1,5 ml/l.
e) Pengorok Daun
Penyebab : Liriomyza sp.
Gejala : Ciri kehadirannya sangat khas. Di daun tampak ukiran–ukiran mirip batik. Itu terjadi lantaran larvanya mengorok jaringan di dalam daun.
Penanggulangan : Agrimec 0,25-0,5 ml/l; Trigard 0,2-0,3 g/l.
4.2 Pembahasan
1. Faktor penting yang mempengaruhi budidaya hidroponik
a) Unsur Hara
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan
Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman.Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman .
Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
b) Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik.Media yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media.
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%.Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
c) Oksigen
Keberadaan oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
d) Air
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan tanaman hidroponik yaitu :
a. Penggunaan lahan lebih efisien
b. Produksi tanaman tanpa media tanah
c. Tidak ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun
d. Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan bersih
e. Penggunaan pupuk dan air lebih efisien
f. Periode tanam lebih pendek
g. Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.
h. Tenga kerja yang diperlukan lebih sedikit.
Kelemahan tanaman hidroponik yaitu :
a. Membutuhkan modal yang lumayan besar
b. Jika ada tanaman yang terserang hama atau penyakit maka dalam waktu yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut .
c. Jumlah asupan nutrisi yang sangat terbatas akan menyebabkan kelayuan tanaman yang cepat dan stress yang serius.
d. Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,
e. Memerlukan keterampilan khusus
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman hidroponik lebih mudah dikendalikan dan ditanggulangi.
2. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman hidroponik adalah adanya unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi, media tanam hidroponik yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, pentingnya keberadaan oksigen dalam sistem hidroponik dan kualitas air yang sesuai..
3. Kelebihan tanaman hidroponik yaitu penggunaan lahan lebih efisien, produksi tanaman tanpa media tanah, tidak ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun, kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, periode tanam lebih pendek, pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.Kekurangan dari menanam hidroponik yaitu membutuhkan modal yang lumayan besar, jika ada tanaman yang terserang hama atau penyakit maka dalam waktu yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut, jumlah asupan nutrisi yang sangat terbatas akan menyebabkan kelayuan tanaman yang cepat dan stress yang serius, ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,dan memerlukan keterampilan khusus
5.2 Saran
Pembaca diharapkan untuk dapat mengembangkan teknik bertanam hidroponik secara maksimal.Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi pangan terutama jenis-jenis tanaman holtikultur yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi walaupun dengan keadaan lahan terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Untung, Onny. Hidroponik Sayuran Sistem NFT. 1975. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar